Langkah China tersebut menambah panas suasana pasar.
Kebijakan itu dianggap sebagai bentuk balasan strategis terhadap ancaman tarif AS, dan berpotensi menekan arus perdagangan internasional yang melibatkan kedua negara.
Pasar Saham AS Sempat Pulih, Lalu Terpukul Lagi
Pada awal sesi perdagangan, indeks saham AS sempat menguat setelah laporan keuangan sejumlah perusahaan besar menunjukkan hasil yang solid.
Namun menjelang penutupan, komentar Trump dan pernyataan pejabat dagang AS membuat pasar kembali berbalik arah ke zona merah.
Sektor teknologi menjadi korban utama tekanan jual, diikuti sektor energi dan manufaktur.
Saham Nvidia kembali melemah setelah aksi jual besar pada Jumat sebelumnya, sementara Apple dan Microsoft juga ditutup turun.
Meski demikian, beberapa saham sektor keuangan justru mencatatkan kenaikan signifikan.
Saham Citigroup melonjak 3,9%, sementara Wells Fargo naik 7,2% setelah membukukan kinerja keuangan kuartal III yang melampaui ekspektasi.
JPMorgan Chase dan Goldman Sachs juga melaporkan laba di atas perkiraan analis, meski saham keduanya sempat terkoreksi tipis akibat profit taking.
Fundamental Ekonomi Masih Kuat
Di tengah gejolak pasar, beberapa indikator ekonomi AS masih menunjukkan fundamental yang sehat.
Laporan keuangan terbaru menunjukkan sektor perbankan dan konsumsi masyarakat masih solid, menandakan bahwa aktivitas ekonomi domestik belum terlalu terdampak oleh ketegangan global.
Namun, analis memperingatkan bahwa volatilitas pasar bisa meningkat dalam beberapa pekan ke depan jika konflik dagang terus berlanjut.
Khususnya, investor akan memantau data inflasi dan kebijakan suku bunga The Fed yang bisa menentukan arah pergerakan Wall Street ke depan.
Kilas Balik: Pasar Sudah Guncang Sejak Pekan Lalu
Ketegangan dagang AS–China sebenarnya sudah meningkat sejak pekan lalu.
Trump sebelumnya mengancam akan menerapkan tarif tambahan 100% atas produk impor asal China, yang langsung mengguncang pasar.
Akibatnya, Dow Jones sempat kehilangan lebih dari 800 poin pada Jumat, sedangkan S&P 500 mencatat penurunan harian terbesar sejak April 2025.
Namun pada Minggu (12/10/2025), Trump sempat mencoba menenangkan pasar lewat unggahan di Truth Social:
“Jangan khawatir soal China, semuanya akan baik-baik saja,” tulisnya.
Komentar tersebut sempat memicu reli singkat di Wall Street pada Senin (13/10/2025), di mana S&P 500 dan Dow Jones masing-masing naik lebih dari 1%.
Kendati begitu, optimisme itu sirna keesokan harinya setelah Trump kembali melontarkan kritik keras terhadap Beijing.
Indeks Volatilitas (VIX) Naik, Tanda Ketakutan Investor
Indikator Cboe Volatility Index (VIX)—sering disebut sebagai indeks ketakutan Wall Street—melonjak hingga level tertinggi empat bulan di atas 22 poin, sebelum akhirnya ditutup di 20,81.
Kenaikan ini menandakan meningkatnya kekhawatiran investor bahwa konflik dagang AS–China tidak akan mudah diselesaikan dalam waktu dekat.
Analis memperingatkan bahwa jika volatilitas tetap tinggi dan ketegangan terus meningkat, koreksi lebih dalam di pasar saham bisa terjadi dalam beberapa minggu mendatang.
[…] Wall Street Melemah, Trump Serang China Soal Kedelai: Ketegangan Dagang Memanas Lagi […]
[…] Wall Street Melemah, Trump Serang China Soal Kedelai: Ketegangan Dagang Memanas Lagi […]