jelajahtechno.com — Akhir-akhir ini, saya mulai kembali membaca buku-buku karya Roald Dahl — bukan untuk pertama kalinya, tapi kali ini bersama anak saya. Ia baru saja naik kelas dari buku “That’s Not My Duck” ke kisah seperti The Giraffe and the Pelly and Me. Akhirnya, saya bisa mengenalkannya pada dunia penuh imajinasi Roald Dahl!
Lucunya, meskipun saya sudah membeli seluruh koleksi Dahl sejak lama, ternyata ada beberapa judul yang belum pernah saya baca. Esio Trot misalnya, benar-benar baru bagi saya. Dan ketika saya membacanya dengan suara keras, saya baru sadar — tulisan Dahl mengalir begitu mudah. Tidak ada kata yang membuat saya berhenti sejenak untuk berpikir. Kalimatnya pendek, ritmenya pas, dan setiap kata terasa hidup.
Itu adalah ciri khas penulis hebat — tulisan yang enak dibaca tanpa terasa sedang membaca. Dan sebenarnya, itu juga yang harus kita kejar sebagai copywriter.
Jadi, berikut ini adalah versi Panduan Copywriting Persuasif ala Roald Dahl yang bisa kamu terapkan dalam bisnis, konten, dan kampanye marketingmu.
1. Menulis untuk Audiens, Bukan untuk Diri Sendiri
Dahl menulis untuk anak-anak. Tokoh utamanya selalu anak-anak — cerdas, penuh akal, dan sering kali jadi pahlawan. Sementara orang dewasa di ceritanya justru digambarkan sebagai sosok lucu, kaku, bahkan kadang jahat. Tapi yang menarik, ia tidak pernah menggurui. Ia berbicara dengan bahasa yang dimengerti anak-anak — jujur, lucu, dan apa adanya.
Pelajaran Copywriting
Tulis untuk pembacamu, bukan untuk memuaskan dirimu sendiri.
Kalau audiens kamu adalah pengusaha muda, gunakan bahasa bisnis yang ringan dan praktis. Kalau targetmu adalah pelajar atau pengguna media sosial, gunakan bahasa yang santai dan relate.
Ingat prinsip emasnya:
“Gunakan bahasa yang digunakan audiensmu.”
Kalau mereka pakai istilah tertentu (misalnya “engagement”, “closing”, atau “ngonten”), jangan ubah jadi kata akademis yang kaku. Tapi kalau mereka tidak pakai jargon, hindari istilah teknis yang membingungkan.
Cara mudah mengetahuinya? Perhatikan bagaimana audiensmu berbicara di komentar media sosial, forum, atau grup komunitas. Dari sana kamu tahu nada dan gaya bicara yang tepat untuk digunakan dalam copywriting.
Baca juga : Cara Menentukan Tarif Copywriting: Per Kata, Per Jam, atau Per Proyek?
2. Gunakan Bahasa yang Sederhana
Banyak orang berpikir bahwa bahasa sederhana itu terlalu “biasa”. Padahal, justru di situlah kehebatan Dahl. Ia menulis untuk anak-anak, tapi tidak pernah merendahkan kecerdasan pembacanya. Ia hanya memilih kata yang mudah dicerna tapi tetap kuat maknanya.
Pelajaran Copywriting
Kesederhanaan bukan berarti kebodohan.
Bahasa yang sederhana membuat pesanmu mudah dipahami dalam sekali baca. Pembaca tidak perlu menebak arti kata atau membaca ulang. Dan semakin cepat mereka memahami pesanmu, semakin besar peluang mereka bertindak.
Kalimat seperti:
“Kami menyediakan solusi optimalisasi sistem berbasis sinergi data terintegrasi.”
tidak akan sekuat:
“Kami bantu bisnis kamu berjalan lebih cepat dan efisien dengan sistem data yang saling terhubung.”
Tujuan utama copywriting adalah membuat orang mengerti dan bertindak, bukan mengagumi kosakata.
Jika klienmu bersikeras menggunakan istilah rumit, jelaskan dengan lembut:
“Tujuan saya adalah membuat copy ini mudah dipahami pelanggan. Karena kalau terlalu rumit, mereka tidak akan merasa terhubung.”
[…] Roald Dahl’s Style: Cara Membuat Copywriting yang Menyentuh Hati Pembaca […]