Jangan takut menunjukkan karakter brand kamu.
Apakah tone-nya ramah, humoris, atau inspiratif — semua boleh, asal konsisten dan sesuai audiensmu.
5. Hindari Formalitas yang Kaku
Kamu nggak sedang menulis laporan tahunan.
Boleh tetap sopan, tapi jangan terdengar seperti robot.
Kalimat yang terasa seperti obrolan ringan lebih mudah dicerna dan diingat.
6. Coba Teknik “Baca Ulang Seolah Kamu Ngobrol”
Setelah menulis, coba baca ulang dengan keras.
Kalau kalimatnya terdengar aneh saat diucapkan, ubah jadi lebih natural.
Bahkan kamu bisa coba rekam dirimu bicara lalu ubah percakapan itu jadi tulisan.
Biasanya hasilnya lebih mengalir dan enak dibaca.
Kesimpulan: Jadilah Manusia, Bukan Brosur
Copywriting yang conversational bukan berarti asal santai atau terlalu gaul.
Justru, ini tentang menjadi nyata dan dekat dengan pembaca.
Tulisan yang jujur, ringan, dan terasa personal akan membuat pembaca merasa kamu benar-benar mengerti mereka.
Dan ketika mereka merasa dimengerti — itulah awal dari kepercayaan, loyalitas, dan penjualan.
Baca juga : 5 Tips Copywriting Ampuh agar Pelanggan Langsung Ngerasa “Ini Buat Aku!”
FAQ: Conversational Copywriting
1. Apakah conversational copywriting cocok untuk semua bisnis?
Cocok untuk hampir semua bisnis, asal disesuaikan dengan tone dan audiens. Bahkan brand formal bisa terdengar lebih ramah tanpa kehilangan wibawa.
2. Apa bedanya conversational copywriting dengan storytelling?
Storytelling menceritakan kisah, sedangkan conversational copywriting lebih ke gaya percakapan langsung dengan pembaca. Keduanya bisa dikombinasikan.
3. Apakah gaya santai tidak terkesan kurang profesional?
Tidak. Justru gaya santai yang tetap sopan membuat pesanmu lebih manusiawi dan mudah dipercaya.
4. Bagaimana cara menjaga keseimbangan antara “ramah” dan “profesional”?
Gunakan bahasa yang natural tapi tetap sopan. Hindari slang berlebihan atau candaan yang bisa disalahartikan.
5. Apakah gaya ini cocok untuk email marketing?
Sangat cocok! Email dengan tone percakapan cenderung punya open rate dan engagement lebih tinggi.
[…] Rahasia Conversational Copywriting: Cara Menulis Seolah Ngobrol dengan Pembaca […]