Di Mana Gaya Ini Bisa Diterapkan?
Awalnya, gaya penulisan seperti ini cuma dipakai di email marketing atau blog pribadi. Tapi sekarang, hampir semua platform bisa menggunakan pendekatan ini.
Kamu bisa pakai gaya conversational di:
- Website: terutama di halaman “Tentang Kami” dan “Layanan”.
- Email marketing: agar terasa personal dan tidak seperti pesan otomatis.
- Media sosial: tempat terbaik untuk berinteraksi dua arah.
- Iklan online: Facebook Ads, Google Ads, bahkan caption Instagram.
Namun, satu hal penting:
Nada percakapan harus tetap sesuai dengan karakter brand-mu.
Kalau bisnismu bergerak di bidang hukum, tentu bahasanya tetap harus sopan dan profesional, meski santai.
Kalau brand kamu startup teknologi, bisa lebih kasual dan berenergi.
Bagaimana Cara Menulis Conversational Copywriting?
Tenang, kamu nggak perlu jadi penulis ulung.
Kuncinya adalah menulis seperti kamu bicara, tapi versi yang sedikit lebih rapi.
Berikut langkah-langkah mudahnya:
1. Gunakan Bahasa Sehari-hari
Pilih kata yang mudah dipahami semua orang. Hindari jargon teknis yang bikin pembaca mikir dua kali.
Contoh:
❌ “Optimalkan konversi dengan strategi retargeting berbasis AI.”
✅ “Kami bantu kamu menjangkau orang yang sudah pernah lihat iklanmu sebelumnya, biar peluang closing makin besar.”
2. Gunakan Kata “Kamu” Lebih Sering
Kata “kamu” menciptakan hubungan personal.
Kalau kamu sering pakai “kami” atau “perusahaan kami”, tulisanmu akan terasa seperti monolog.
Contoh:
❌ “Kami menyediakan layanan desain website profesional.”
✅ “Butuh website yang keren dan cepat? Kami bisa bantu kamu bikin yang cocok dengan gaya bisnismu.”
3. Gunakan Kontraksi dan Kalimat Pendek
Tulisan seperti “kita nggak akan nyerah” terasa lebih alami daripada “kita tidak akan menyerah”.
Gunakan kalimat pendek agar pembaca tidak lelah membaca.
[…] Rahasia Conversational Copywriting: Cara Menulis Seolah Ngobrol dengan Pembaca […]