- Fokus pada pesan utama — satu ide kuat lebih baik dari banyak kata.
- Gunakan kata kerja yang aktif dan tegas.
- Sisipkan emosi atau kepribadian. Walau singkat, tetap harus punya “jiwa.”
- Hindari bahasa kaku — gunakan gaya percakapan.
Contoh:
❌ “Dapatkan diskon produk kami sekarang.”
✅ “Diskon 50%! Coba sekarang sebelum kehabisan!”
Baca juga : 5 Kesalahan Umum Saat Menulis Meta Tag dan Cara Memperbaikinya
Jadi, Mana yang Lebih Baik?
Jawaban akhirnya: yang paling efektif adalah yang sesuai dengan kebutuhan audiensmu.
Kalau pembaca butuh diyakinkan — tulislah panjang.
Kalau mereka sudah siap membeli — cukup beri dorongan singkat.
Intinya, setiap kata harus punya tujuan.
Jangan tulis lebih panjang dari yang dibutuhkan, tapi juga jangan terlalu singkat hingga kehilangan nilai jual.
Kesimpulan
- Long copy cocok untuk menjelaskan, membangun kepercayaan, dan menggugah emosi.
- Short copy cocok untuk menarik perhatian cepat dan mendorong aksi instan.
- Yang paling penting bukan panjangnya teks, tapi seberapa efektif kata-kata itu mendorong tindakan.
Jadi, tidak ada aturan baku.
Yang terbaik adalah copy yang berhasil menjual.
[…] Long Copy atau Short Copy? Ini Jawaban Ahli Copywriting […]
[…] Long Copy atau Short Copy? Ini Jawaban Ahli Copywriting […]