jelajahtechno.com — Pasar saham Indonesia kembali diguncang. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendadak tumbang pada Selasa (14/10/2025) setelah dihantam berbagai sentimen negatif global. Pada penutupan sesi I, IHSG tercatat anjlok 55,86 poin atau 0,68% ke posisi 8.171,33.
Menurut analisis Pilarmas Investindo Sekuritas, penurunan ini disebabkan oleh “bejibun sentimen negatif” dari luar negeri, mulai dari perang dagang Amerika Serikat–China hingga ketidakpastian politik di Jepang.
Kedua faktor ini menciptakan kekhawatiran baru di kalangan investor, yang membuat aksi jual semakin masif di pasar saham Asia, termasuk Indonesia.
Ketegangan Dagang AS–China Kembali Memanas
Salah satu pemicu utama pelemahan IHSG adalah ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China yang kembali meningkat.
Alih-alih mereda seperti harapan pasar, kedua negara ekonomi terbesar di dunia itu justru menaikkan tensi dagang dengan saling memberlakukan tarif dan pembatasan baru.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap prospek ekspor dan rantai pasok global, yang berdampak pada kinerja perusahaan manufaktur di Asia.
Investor asing pun memilih menarik dana dari pasar negara berkembang (emerging markets) dan menempatkannya ke aset aman seperti emas dan dolar AS.
Baca juga : Short Selling Ditunda Lagi, BEI Umumkan Berlaku Sampai 2026
Politik Jepang Turbulen, Sentimen Asia Terguncang
Selain perang dagang, ketidakstabilan politik di Jepang turut menambah tekanan.
Partai Komeito mengumumkan penarikan diri dari koalisi yang dipimpin Partai Demokrat Liberal (LDP).
Kabar ini mengguncang kepercayaan pasar terhadap stabilitas pemerintahan Jepang yang selama ini dikenal kuat dan pro-bisnis.
Ketidakpastian politik di Jepang menimbulkan efek domino di kawasan Asia Timur, membuat investor menahan diri untuk masuk ke pasar modal regional, termasuk Indonesia.
Akibatnya, IHSG menjadi korban aksi jual (sell-off) karena investor cenderung memilih untuk wait and see.
Saham Big Banks Tertekan: BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI Kompak Melemah
Tak hanya indeks utama yang terpukul, saham-saham perbankan besar alias big banks juga ikut tertekan pada perdagangan Selasa (14/10/2025).
Berdasarkan data perdagangan, keempat bank raksasa mencatat pelemahan sebagai berikut:
- BBCA (Bank Central Asia Tbk): turun 1,02% ke level Rp 7.275
- BBRI (Bank Rakyat Indonesia Tbk): turun 1,64% ke Rp 3.600
- BMRI (Bank Mandiri Tbk): turun 0,95% ke Rp 4.190
- BBNI (Bank Negara Indonesia Tbk): turun 1,03% ke Rp 3.850
Tekanan ini sejalan dengan pelemahan IHSG yang mencapai 1,24% secara intraday.
Analis menilai, pelemahan di sektor perbankan terjadi karena kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global yang bisa menekan permintaan kredit dan profitabilitas bank.
Sektor Keuangan Masih Jadi Penentu IHSG
Sektor perbankan memiliki bobot terbesar dalam IHSG, sehingga pergerakannya sangat berpengaruh terhadap arah indeks secara keseluruhan.
Ketika saham-saham big banks seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI melemah, IHSG hampir pasti ikut terkoreksi.
Meski demikian, beberapa analis menilai koreksi ini masih bersifat teknikal jangka pendek.
Dengan fundamental perbankan nasional yang masih kuat dan penyaluran kredit yang stabil, peluang rebound masih terbuka jika tekanan eksternal mereda.
[…] IHSG Anjlok, Saham BBCA Cs Tertekan, Emas Antam Cetak Rekor Baru […]