Kalimat klasik dari klien:
“Kamu edit aja tulisan saya biar lebih jualan.”
“Cuma butuh sentuhan dikit kok.”
Kedengarannya mudah, tapi kenyataannya…
TIDAK SELALU LEBIH CEPAT.
Mengedit copy lama yang kurang bagus seperti mencoba menyusun ulang puzzle dengan gambar yang salah.
Kadang, menulis ulang dari awal jauh lebih efisien daripada “memperbaiki” tulisan lama.
Cara Meluruskannya
Sebelum memberi harga, baca dulu materi lama yang diminta untuk diedit.
Kalau revisinya terlalu banyak, tawarkan opsi untuk menulis ulang dari awal.
Biasanya, perbedaan biaya tidak terlalu jauh, tapi hasilnya jauh lebih optimal.
Kesimpulan: Copywriting Itu Seni, Ilmu, dan Strategi
Lima miskonsepsi di atas sering membuat pekerjaan copywriter dianggap sepele.
Padahal, pekerjaan ini butuh riset mendalam, empati terhadap audiens, dan keahlian storytelling.
Agar proyek berjalan lancar:
- Tentukan ekspektasi dari awal
- Beri timeline realistis
- Jangan takut bilang “tidak” kalau permintaannya tidak masuk akal
- Dan yang paling penting, hargai proses berpikir di balik setiap kata
Copywriting bukan sekadar menulis kata.
Itu adalah seni mengubah kata menjadi tindakan.
Baca juga : Roald Dahl’s Style: Cara Membuat Copywriting yang Menyentuh Hati Pembaca
FAQ tentang Copywriting
1. Apa sebenarnya perbedaan copywriting dan content writing?
Copywriting fokus untuk mendorong tindakan (seperti membeli, daftar, klik), sementara content writing bertujuan untuk memberi informasi dan membangun kepercayaan.
2. Berapa lama waktu normal menulis satu copy?
Tergantung kompleksitas. Untuk landing page biasanya 3–5 hari kerja, sedangkan artikel blog bisa 1–2 hari dengan riset.
3. Kenapa copywriter perlu brief panjang?
Karena tanpa pemahaman mendalam soal audiens dan bisnis klien, hasil tulisannya bisa tidak relevan.
4. Apakah teks pendek lebih mudah dibuat?
Tidak selalu. Headline lima kata bisa lebih menantang daripada artikel 1.000 kata karena setiap kata harus kuat dan bermakna.
[…] Fakta vs Mitos: 5 Hal tentang Copywriting yang Sering Disalahpahami […]