jelajahtechno.com — Harga emas dunia kembali mencetak sejarah baru setelah menembus level US$ 4.200 per troy ounce pada perdagangan Rabu (15/10/2025) waktu setempat. Reli tajam ini menandai posisi tertinggi emas sepanjang masa, dipicu oleh meningkatnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) dan meningkatnya ketegangan geopolitik global.
Berdasarkan laporan Reuters, harga emas spot ditutup menguat 1,6% ke level US$ 4.208,28 per troy ounce, setelah sempat mencapai puncak intraday di US$ 4.218,01 — rekor tertinggi sepanjang sejarah. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember juga naik 0,9% ke US$ 4.201,60 per troy ounce.
Menurut analis City Index dan FOREX.com, Fawad Razaqzada, reli harga emas kali ini mencerminkan perpaduan antara kekhawatiran ekonomi global, tensi dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, serta keyakinan investor bahwa suku bunga akan segera turun.
“Harga emas sedang dalam tren kenaikan yang luar biasa dan tampaknya belum akan berhenti. Dengan tensi dagang AS–China yang kembali memanas, investor semakin terdorong melindungi portofolio saham mereka dengan beralih ke emas,” ujar Razaqzada.
Kenaikan 60% Sejak Awal Tahun, Investor Kembali ke Aset Aman
Sejak awal tahun 2025, harga emas telah melonjak lebih dari 60%, menjadikannya salah satu aset dengan performa terbaik di dunia. Reli ini didorong oleh sejumlah faktor utama, di antaranya:
- Ketegangan geopolitik yang meningkat di berbagai kawasan.
- Ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.
- Pembelian besar-besaran oleh bank sentral.
- Tren dedolarisasi dan pelemahan nilai dolar AS.
- Arus modal deras ke produk exchange traded fund (ETF) berbasis emas.
Kenaikan pesat ini membuat analis mulai mempertimbangkan target harga emas yang lebih tinggi. Menurut Razaqzada, bukan tidak mungkin emas akan menembus US$ 5.000 per troy ounce dalam beberapa bulan ke depan jika kondisi makroekonomi terus mendukung.
“Dengan level US$ 5.000 kini hanya berjarak sekitar US$ 800, saya tidak akan terkejut jika emas mencapainya. Namun, koreksi jangka pendek bisa saja terjadi sebagai bagian dari siklus alami pasar,” tambahnya.
Baca juga : Petani Singkong Bersiap Panen Rezeki dari Program BBM Etanol 10%
The Fed Dovish, Dolar Melemah, Emas Kian Bersinar
Katalis utama penguatan emas adalah pernyataan terbaru dari Ketua The Fed, Jerome Powell, yang memberikan sinyal dovish terhadap kebijakan suku bunga. Powell menyebut bahwa pasar tenaga kerja AS kini berada pada kondisi “low-hiring, low-firing”, artinya perekrutan dan pemutusan kerja sama-sama melambat.
Pernyataan ini memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Oktober dan satu kali lagi pada Desember. Pelaku pasar kini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga mencapai 98%, berdasarkan data FedWatch CME.
[…] Emas Tak Terbendung! Harga Tembus US$ 4.200, Target Berikutnya US$ 5.000 […]