jelajahtechno.com — Industri kendaraan listrik di Indonesia kembali kedatangan pemain besar. Produsen mobil asal China, Chery Automobile Co. Ltd., resmi mengumumkan komitmen investasi senilai Rp 5,2 triliun untuk memperkuat produksi kendaraan ramah lingkungan di Tanah Air.
Langkah ini disambut positif oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, yang menilai keputusan Chery sebagai bukti nyata kepercayaan investor asing terhadap potensi industri otomotif Indonesia.
“Komitmen investasi ini menunjukkan keseriusan Chery dalam memperkuat industri otomotif nasional. Pemerintah akan terus mendorong percepatan realisasi investasi,” ujar Menperin di Jakarta, Rabu (15/10/2025).
Menurut Agus, pemerintah mendukung penuh langkah Chery yang telah berpartisipasi dalam program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV). Program ini mendorong pengembangan tiga teknologi kendaraan utama, yakni Full Hybrid, Plug-in Hybrid, dan Electric Vehicle (EV).
Fokus pada Kendaraan Ramah Lingkungan dan Teknologi Hijau
Chery bukan pemain baru di pasar Indonesia. Setelah melakukan ekspansi resmi pada 2023, pabrikan ini terus memperluas lini kendaraan listriknya, mulai dari SUV hibrida hingga sedan full-electric.
Dalam komitmen investasinya, Chery akan memperkuat lini produksi berbasis energi hijau yang mendukung target net-zero emission 2060.
Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat manufaktur kendaraan listrik di kawasan ASEAN.
Menperin menegaskan, pemerintah siap memberikan dukungan fiskal dan nonfiskal untuk mempercepat pengembangan industri mobil listrik. Ini mencakup insentif pajak, kemudahan perizinan, dan fasilitas ekspor bagi produsen yang berkomitmen melakukan produksi dalam negeri.
Baca juga : IHSG Keok Lagi! Saham-Saham Konglomerat Ambles, Pasar Dihantam Aksi Jual
Tahapan Investasi Chery: Dari 2024 hingga 2030
Berdasarkan rencana bisnis, investasi Chery di Indonesia tidak dilakukan sekaligus, melainkan secara bertahap hingga tahun 2030.
Tahap pertama dimulai sejak 2024, mencakup pembangunan pabrik perakitan lokal dan kerja sama dengan perusahaan komponen dalam negeri.
Secara kumulatif, dana Rp 5,2 triliun tersebut mencakup:
- Pembangunan fasilitas produksi dan pabrik EV
- Pengembangan teknologi baterai dan sistem penggerak listrik
- Transfer teknologi dan pelatihan tenaga kerja lokal
- Ekspansi lini produk kendaraan hibrida dan listrik murni
Menurut Menperin, pemerintah juga meminta Chery untuk menyerahkan rencana bisnis lima tahun ke depan, yang mencakup proyeksi kapasitas produksi, ekspor, dan kemitraan industri lokal.
“Kami berharap Indonesia dapat menjadi basis produksi dan ekspor kendaraan listrik Chery untuk kawasan ASEAN,” tutur Agus.