Cara Menentukan Tarif Copywriting: Panduan Praktis untuk Pemula

2. Menetapkan Tarif per Jam (Hourly Rate)

Bagi freelance copywriter, tarif per jam bisa menjadi pilihan yang transparan dan mudah dikontrol.

Contoh:
Jika tarif harianmu Rp2 juta, maka tarif per jam = Rp2 juta ÷ 8 jam = Rp250.000/jam.

Kelebihan metode ini adalah fleksibilitas. Cocok untuk proyek kecil atau kerja konsultasi seperti review konten, audit copy, atau perbaikan naskah lama.

3. Menetapkan Tarif per Proyek (Project-Based)

Banyak klien lebih suka sistem tarif per proyek karena lebih jelas secara anggaran.

Cara menghitungnya:

1. Tentukan berapa hari kamu butuh untuk menyelesaikan proyek.
2. Kalikan dengan tarif harianmu.

Misalnya:

• Estimasi waktu pengerjaan: 3 hari
• Tarif harian: Rp2 juta
  ➡️ Maka total proyek = Rp6 juta

Gunakan sistem ini untuk proyek seperti landing page, kampanye email marketing, atau konten website lengkap.

4. Menetapkan Tarif per Kata (Per Word)

Untuk jenis tulisan seperti artikel blog, press release, atau sales page panjang, kamu bisa menggunakan sistem per kata.

Cara menghitung:

1. Estimasikan waktu pengerjaan 500 kata.
2. Hitung total waktu (termasuk riset dan editing).
3. Kalikan dengan tarif per jam, lalu bagi jumlah kata.

Contoh:
Jika kamu butuh 10 jam untuk menulis 500 kata, dan tarif per jam Rp250.000, maka total = Rp2.500.000 ÷ 500 = Rp5.000 per kata.

Tarif ini realistis untuk copywriter menengah–profesional di Indonesia, tergantung niche dan kualitas tulisannya.

5. Menetapkan Tarif Berdasarkan Nilai (Value-Based Pricing)

Metode ini paling disarankan untuk copywriter berpengalaman. Alih-alih menjual waktu atau jumlah kata, kamu menjual hasil dan dampak bisnis.

Contoh:
Jika copy kamu bisa meningkatkan penjualan 30% pada kampanye Rp100 juta, maka tarif jasa Rp10 juta–Rp20 juta masih sangat masuk akal.

Value-based pricing cocok untuk klien besar, agensi, dan proyek dengan target ROI yang jelas.