spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Apa Itu Value Stock? Contoh, Kelebihan, dan Kekurangannya

jelajahtechno.com — Dalam dunia investasi saham, istilah value stock atau saham nilai sering dibicarakan. Jenis saham ini menarik perhatian investor karena dianggap dijual lebih murah dibanding nilai intrinsiknya, sehingga berpotensi memberikan keuntungan jangka panjang.

Berbeda dengan growth stock atau saham pertumbuhan yang fokus pada potensi masa depan, value stock lebih menekankan pada fundamental perusahaan, seperti dividen stabil, rasio keuangan rendah, dan valuasi yang dianggap undervalued.

Artikel ini akan membahas secara lengkap apa itu value stock, bagaimana cara mengenalinya, perbandingannya dengan growth stock, serta contoh saham nilai yang ada di pasar.

Definisi Value Stock

Value stock adalah saham perusahaan yang harganya dianggap lebih rendah dibanding nilai wajarnya berdasarkan kinerja keuangan. Saham jenis ini biasanya berasal dari perusahaan besar, matang, dan stabil yang memberikan dividen secara konsisten.

Investor yang membeli value stock percaya bahwa harga saham saat ini tidak mencerminkan kinerja sebenarnya dan pasar akan mengoreksi hal tersebut di masa depan.

Karakteristik Value Stock

  • Dividend yield tinggi (imbal hasil dividen di atas rata-rata industri).
  • Rasio Price-to-Earnings (P/E) rendah, menunjukkan harga saham murah dibanding laba per saham.
  • Rasio Price-to-Book (P/B) rendah, artinya saham diperdagangkan di bawah nilai buku.
  • Perusahaan biasanya stabil, mapan, dan beroperasi di industri yang sudah matang.

Value Stock vs Growth Stock

Perbedaan mendasar antara value stock dan growth stock dapat dilihat dari filosofi, valuasi, profil perusahaan, hingga risiko.

1. Filosofi Investasi

  • Value stock: Investor mencari saham yang undervalued dan diperdagangkan di bawah nilai intrinsik.
  • Growth stock: Investor mengejar saham dengan potensi pertumbuhan tinggi meski valuasinya mahal.

2. Valuasi

  • Value stock diukur dengan indikator tradisional seperti P/E, P/B, dan dividend yield.
  • Growth stock sering menggunakan rasio Price-to-Sales (P/S) atau forward P/E yang lebih fokus ke proyeksi masa depan.

3. Profil Perusahaan

  • Value stock: Perusahaan besar, matang, dan stabil (contoh: sektor utilitas, consumer staples).
  • Growth stock: Perusahaan muda, inovatif, biasanya di sektor teknologi atau kesehatan.

4. Dividen

  • Value stock: Umumnya rutin membagikan dividen karena sudah mapan.
  • Growth stock: Jarang membagikan dividen karena laba digunakan untuk ekspansi.

5. Risiko

  • Value stock: Relatif lebih aman dan volatilitas rendah.
  • Growth stock: Lebih berisiko dengan fluktuasi harga tinggi.

Mengapa Saham Bisa Undervalued?

Ada beberapa alasan mengapa saham masuk kategori undervalued:

  1. Sentimen pasar negatif: Berita buruk atau isu tertentu membuat harga saham jatuh.
  2. Kinerja keuangan menurun sementara: Misalnya karena kondisi ekonomi atau manajemen.
  3. Kondisi makroekonomi: Resesi atau ketidakpastian global sering membuat saham undervalued.
  4. Kurang perhatian investor: Saham perusahaan kecil atau di sektor tertentu sering diabaikan pasar.

Situasi inilah yang dimanfaatkan investor value untuk membeli saham murah dengan potensi kenaikan harga di masa depan.

Strategi Menemukan Value Stock

Ada beberapa cara sederhana untuk mengidentifikasi value stock:

  1. Analisis P/E Ratio
    Bandingkan rasio P/E saham dengan rata-rata industri. Jika jauh lebih rendah, bisa jadi saham tersebut undervalued.
  2. Analisis P/B Ratio
    P/B ratio di bawah 1 sering menjadi indikasi saham diperdagangkan lebih murah dari nilai bukunya.
  3. Perhatikan Dividend Yield
    Jika yield dividen lebih tinggi dibanding rata-rata industri, saham tersebut bisa termasuk value stock.
  4. Lihat Potensi Pertumbuhan Perusahaan
    Jika laba perusahaan diprediksi tumbuh tetapi harga saham tidak bergerak, ada peluang value.
  5. Bandingkan dengan Kompetitor
    Saham undervalued sering terlihat ketika valuasinya jauh di bawah pesaing di industri yang sama.

Contoh Saham Value: Honda Motor (HMC)

Salah satu contoh nyata value stock adalah Honda Motor (HMC).

  • Pada Mei 2023, rasio P/E Honda hanya 8,57, lebih rendah dari kompetitornya Toyota yang berada di 10,14.
  • Honda juga menawarkan dividend yield 2,87%, lebih tinggi dari rata-rata industri otomotif.
  • Meskipun tidak memiliki produk SUV besar seperti pesaingnya, Honda dikenal dengan kualitas kendaraan hemat bahan bakar dan berkomitmen menuju kendaraan listrik pada 2040.

Kombinasi valuasi murah, dividen menarik, dan prospek jangka panjang membuat Honda dilirik investor value.

Kelebihan Value Stock

  • Harga relatif murah dibanding nilai fundamental.
  • Memberikan dividen stabil.
  • Risiko lebih rendah dibanding growth stock.
  • Cocok untuk strategi buy and hold jangka panjang.

Kekurangan Value Stock

  • Pertumbuhan harga saham cenderung lambat.
  • Bisa terjebak dalam value trap jika perusahaan memang sulit berkembang.
  • Kurang menarik bagi investor yang mencari keuntungan cepat.

Apakah Value Stock Cocok untuk Investasi?

Value stock cocok untuk investor yang:

  • Mengutamakan stabilitas dan dividen rutin.
  • Tidak terburu-buru mencari capital gain besar.
  • Bersedia menunggu koreksi harga pasar untuk keuntungan jangka panjang.

Namun, penting untuk diversifikasi portofolio dengan memadukan value stock dan growth stock agar investasi lebih seimbang.

Kesimpulan

Value stock adalah saham yang dihargai lebih murah dibanding nilai intrinsiknya, biasanya berasal dari perusahaan besar, stabil, dan rutin membagikan dividen. Meski dianggap lebih aman daripada growth stock, value stock tetap memiliki risiko, terutama bila terjebak dalam value trap.

Bagi investor jangka panjang yang mencari stabilitas dan penghasilan pasif, value stock bisa menjadi pilihan tepat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Popular Articles