spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Wall Street Melemah, Trump Serang China Soal Kedelai: Ketegangan Dagang Memanas Lagi


jelajahtechno.com — Pasar saham Amerika Serikat kembali bergejolak pada perdagangan Selasa (14/10/2025) waktu setempat. Setelah sempat pulih dari tekanan awal, indeks-indeks utama Wall Street kembali melemah menjelang penutupan akibat komentar pedas Presiden AS Donald Trump terhadap China.

Menurut laporan CNBC Internasional, komentar Trump di media sosial mengenai kebijakan perdagangan memicu aksi jual di sektor teknologi dan memperburuk sentimen pasar yang sudah rapuh sejak awal pekan.

Indeks S&P 500 ditutup melemah 0,2% ke level 6.644,31, setelah sempat anjlok hingga 1,5% dan sempat naik 0,4% di tengah sesi.
Indeks Nasdaq Composite turun lebih dalam, 0,8% ke 22.521,70, setelah sempat merosot hingga 2,1%.
Sementara Dow Jones Industrial Average (DJIA) menjadi satu-satunya yang menguat, naik 0,4% atau 202,88 poin ke 46.270,46, dipimpin oleh kenaikan saham Caterpillar.

Trump Kembali Serang China Soal Kedelai

Pelemahan indeks terjadi setelah Trump kembali menyerang China melalui akun media sosial Truth Social.
Dalam unggahannya, Trump menuduh Beijing melakukan “tindakan ekonomi bermusuhan” karena menghentikan pembelian kedelai dari Amerika Serikat.

Ia juga mengancam kemungkinan adanya embargo ekspor minyak goreng ke China sebagai bentuk pembalasan.
Komentar ini langsung memicu tekanan jual baru di pasar, karena investor khawatir tensi perdagangan antara dua raksasa ekonomi dunia itu kembali meningkat.

“Belum jelas bagaimana jalan keluar bagi AS dan China terkait ketegangan perdagangan ini,” kata Rob Haworth, Senior Investment Strategy Director di US Bank Wealth Management.
Menurutnya, komentar Trump menciptakan ketidakpastian baru di saat pasar sebenarnya tengah menunjukkan tanda pemulihan.

Baca juga : Minyak Dunia Melemah, Trump–Xi Akan Bertemu Bahas Ketegangan Dagang

Ketegangan Dagang Meningkat: Tarif 100% Masih Menghantui

Pernyataan Trump bukan satu-satunya faktor yang membuat pasar gelisah.
Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, menyatakan bahwa penerapan tarif tambahan 100% terhadap impor asal China bisa diberlakukan lebih cepat dari jadwal awal, yakni 1 November 2025.

Greer menegaskan langkah tersebut bergantung pada bagaimana Beijing menanggapi kebijakan Washington terkait ekspor teknologi dan perangkat lunak.
“Jika China tidak berubah arah, tarif bisa segera diberlakukan,” tegasnya.

Langkah ini memperpanjang daftar kebijakan proteksionis Trump terhadap China yang sudah dimulai sejak masa kampanye.
Investor khawatir eskalasi tarif ini akan menghambat perdagangan global dan memperlambat pemulihan ekonomi dunia.

Aksi Balasan dari China: Sanksi untuk Perusahaan AS

Sementara itu, dari Beijing, pemerintah China memperketat kontrol terhadap sektor pelayaran global dengan menjatuhkan sanksi terhadap lima anak usaha Hanwha Ocean, perusahaan pembuat kapal asal Korea Selatan yang memiliki afiliasi dengan AS.
Langkah ini melarang individu dan entitas China melakukan bisnis dengan perusahaan yang terkena sanksi, dengan alasan keamanan nasional.

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Popular Articles