jelajahtechno.com — Siapa sih yang nggak suka ngobrol santai? Entah di WhatsApp, lewat telepon, atau sambil ngopi bareng teman — obrolan yang menarik selalu bikin kita betah.
Nah, itulah suasana yang ingin kamu bangun lewat tulisan pemasaranmu: nyambung, hangat, dan terasa manusiawi.
Dan itulah yang disebut dengan conversational copywriting.
Apa Itu Conversational Copywriting?
Secara sederhana, conversational copywriting adalah gaya menulis iklan atau konten promosi yang terasa seperti ngobrol dua arah antara kamu dan pembaca.
Bahasanya ringan, alami, dan tidak kaku seperti brosur korporat atau iklan radio zaman dulu.
Tujuan utamanya adalah membuat pembaca merasa seperti sedang diajak bicara — bukan sedang dijualin sesuatu.
Bayangkan kamu menulis seperti sedang ngobrol:
- Menggunakan kata “kamu”, “aku”, “kita”.
- Kalimatnya pendek, langsung ke inti.
- Nggak terlalu formal tapi tetap sopan dan profesional.
Ketika pembaca merasa diajak bicara, bukan diceramahi, mereka jadi lebih terbuka dan lebih percaya.
Itulah kekuatan utama dari gaya conversational copywriting.
Baca juga : Panduan Menulis Halaman Utama Website yang Menarik dan Efektif
Kenapa Conversational Copywriting Penting?
Di dunia digital sekarang, perhatian orang cepat sekali berpindah.
Kamu bukan cuma bersaing dengan kompetitor — tapi juga dengan notifikasi, TikTok, dan email kerja.
Tulisan yang terasa seperti “iklan banget” sering bikin pembaca kabur. Tapi tulisan yang terasa manusiawi dan jujur justru membuat mereka berhenti sejenak dan membaca.
Beberapa alasan kenapa conversational copywriting itu efektif:
- Lebih dekat dengan pembaca. Bahasa yang akrab membuat pembaca merasa nyaman.
- Meningkatkan kepercayaan. Nada percakapan menunjukkan kejujuran dan kehangatan.
- Lebih mudah diingat. Karena bahasanya alami, pesanmu lebih gampang nempel di kepala.
- Meningkatkan engagement. Pembaca merasa diajak ngobrol, bukan ditargetkan.
Intinya, conversational copywriting bikin pelanggan merasa,
“Wah, ini brand yang ngerti aku banget.”
[…] Rahasia Conversational Copywriting: Cara Menulis Seolah Ngobrol dengan Pembaca […]