jelajahtechno.com — Ahrefs telah lama menjadi salah satu alat SEO dan digital marketing paling populer di dunia. Tool ini digunakan oleh para profesional SEO, content strategist, hingga digital marketer di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dengan kemampuan menganalisis backlink, riset kata kunci, audit situs, dan riset konten, Ahrefs menjadi senjata utama bagi bisnis yang ingin meningkatkan peringkat di mesin pencari.
Pada tahun 2025, Ahrefs mencatat peningkatan signifikan dari sisi jumlah pengguna, pendapatan, dan fitur. Pertumbuhannya yang stabil memperlihatkan bagaimana permintaan terhadap data berbasis SEO dan analitik digital semakin meningkat di seluruh dunia, termasuk pasar Asia Tenggara.
Artikel ini membahas secara lengkap perkembangan Ahrefs hingga tahun 2025 — mulai dari jumlah pengguna, pertumbuhan pendapatan, penggunaan tools populer seperti Keywords Explorer dan Site Audit, hingga pengaruhnya terhadap industri digital marketing global.
Statistik Jumlah Pengguna Ahrefs 2025
Menurut data terbaru dari Ahrefs Blog, hingga tahun 2025 terdapat lebih dari 1 juta pengguna terdaftar di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, sekitar 38% merupakan profesional digital marketing dan konsultan SEO. Hal ini menunjukkan betapa besar dominasi Ahrefs di kalangan praktisi SEO profesional.
Distribusi pengguna terbesar berada di Amerika Utara dan Eropa (sekitar 60%), namun tren terbaru menunjukkan peningkatan pesat di kawasan Asia Tenggara, terutama Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Ini tak lepas dari pertumbuhan pesat bisnis digital dan e-commerce di kawasan tersebut.
Ahrefs juga mengalami peningkatan pengguna aktif sebesar 23% dari tahun ke tahun sejak 2021. Lebih dari 100 ribu pengguna aktif mingguan rutin menggunakan fitur-fitur seperti Site Explorer dan Keywords Explorer untuk menganalisis situs dan mencari peluang konten baru.
Menariknya, Ahrefs Webmaster Tools (AWT) — versi gratis dari Ahrefs — telah digunakan oleh lebih dari 400 ribu pengguna sejak diluncurkan pada tahun 2020. Tool ini banyak dipakai oleh pemilik website kecil dan blogger di Indonesia yang ingin melakukan audit SEO dasar tanpa harus berlangganan versi berbayar.
Lebih dari 8.000 pengguna telah menjadi pelanggan Ahrefs selama lebih dari 5 tahun, yang menandakan tingkat loyalitas pengguna yang tinggi. Rata-rata, pengguna menghabiskan lebih dari 9 menit per sesi, menunjukkan keterlibatan yang cukup dalam terhadap fitur Ahrefs.
Baca juga : Kelebihan vs Kekurangan SEMrush: Review Jujur
Statistik Pendapatan dan Kinerja Finansial Ahrefs
Dari sisi pendapatan, Ahrefs mencatat revenue tahunan sebesar USD 120 juta pada 2025, dengan pertumbuhan rata-rata 35% per tahun sejak 2018. Menariknya, lebih dari 80% pendapatan Ahrefs berasal dari langganan bulanan berulang (recurring subscription).
Sekitar 30% pendapatan berasal dari akun enterprise, yaitu perusahaan besar dan agensi yang menggunakan Ahrefs untuk kebutuhan multi-domain dan riset kompetitor berskala besar. Sementara itu, pasar Amerika Serikat menyumbang sekitar 40% dari total pendapatan.
Ahrefs beroperasi tanpa pendanaan eksternal sejak 2017 dan tetap menghasilkan profit yang stabil. Sekitar 50% dari pendapatan perusahaan diinvestasikan kembali ke riset dan pengembangan (R&D) untuk meningkatkan kualitas data dan memperluas database backlink mereka.
Ahrefs juga dikenal efisien dalam konversi pengguna gratis menjadi pelanggan berbayar. Sekitar 5,6% pengguna AWT (Ahrefs Webmaster Tools) akhirnya beralih ke paket premium setelah mencoba versi gratisnya. Ini menunjukkan kekuatan strategi freemium yang diterapkan Ahrefs.
Statistik Penggunaan Keywords Explorer
Salah satu fitur paling populer di Ahrefs adalah Keywords Explorer, yang digunakan oleh sekitar 68% dari total sesi pengguna. Tool ini memungkinkan pengguna menemukan kata kunci potensial, volume pencarian, tingkat kesulitan (keyword difficulty), serta nilai CPC.