jelajahtechno.com — Menulis artikel SEO yang enak dibaca tidak hanya tentang panjang kata atau jumlah keyword. Salah satu elemen penting yang sering diabaikan adalah transition words, atau dalam bahasa Indonesia disebut kata transisi.
Kata transisi adalah penghubung antar kalimat dan paragraf agar tulisan terasa alami, logis, dan nyaman dibaca. Dalam dunia SEO copywriting, penggunaan kata transisi juga memengaruhi nilai keterbacaan (readability score), terutama jika kamu menggunakan alat seperti Yoast SEO di WordPress.
Artikel ini akan menjelaskan secara lengkap apa itu transition words, jenis-jenis dan contohnya, cara penggunaannya, serta dampaknya terhadap SEO dan pengalaman pembaca.
Apa Itu Transition Words?
Transition words adalah kata atau frasa penghubung yang menjelaskan hubungan antara satu ide dengan ide lainnya dalam tulisan.
Misalnya, kata “namun”, “selain itu”, “karena itu”, dan “akhirnya” — semuanya membantu pembaca memahami alur logika penulis. Tanpa kata penghubung ini, tulisan akan terasa kaku dan terputus-putus.
Contoh sederhana:
Saya tidak suka kopi. Saya suka teh.
Jika ditulis lebih baik: Saya tidak terlalu suka kopi. Namun, saya sangat menikmati teh hangat setiap pagi.
Perbedaan kecil seperti ini membuat teks lebih mengalir dan alami di mata pembaca — sekaligus lebih disukai algoritma Google yang menilai user experience.
Baca juga : 7 Langkah Mudah Menjadi Freelancer SEO untuk Pemula
Mengapa Transition Words Penting untuk SEO?
Mungkin kamu bertanya-tanya, apa hubungannya kata transisi dengan SEO?
Meski tidak langsung memengaruhi peringkat seperti backlink atau kecepatan situs, kata transisi berperan besar dalam meningkatkan kualitas konten.
Menurut Yoast SEO, setidaknya 30% dari seluruh kalimat dalam artikel sebaiknya mengandung transition words. Ini membantu meningkatkan skor keterbacaan yang juga menjadi salah satu indikator SEO on-page modern.
Berikut alasan mengapa kata transisi penting untuk SEO:
- Meningkatkan keterbacaan (readability): Artikel yang mudah dibaca membuat pengunjung bertahan lebih lama di halamanmu.
- Menurunkan bounce rate: Pembaca yang menikmati alur tulisan cenderung membaca sampai akhir.
- Meningkatkan engagement: Artikel yang mengalir baik lebih sering dibagikan di media sosial.
- Membantu mesin pencari memahami struktur teks: Google lebih mudah mengenali topik utama dan sub-topik tulisan.
Dengan kata lain, kata transisi membantu menjembatani antara SEO teknis dan pengalaman pengguna (UX).
Jenis-Jenis Transition Words dan Contohnya
Dalam bahasa Inggris maupun Indonesia, terdapat banyak jenis kata transisi yang bisa kamu gunakan sesuai fungsi kalimat.
1. Kata Transisi untuk Menambahkan Informasi
Digunakan untuk menambah penjelasan atau ide baru.
Contoh: selain itu, juga, terlebih lagi, bahkan, di samping itu, selanjutnya, kemudian.
Contoh kalimat:
“Laptop ini tidak hanya cepat, selain itu, daya tahannya juga luar biasa.”
[…] Apa Itu Transition Words? Fungsi dan Pengaruhnya pada Artikelmu […]